Lampung77.com – Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengeluarkan peringatan kepada operator kapal maupun masyarakat pengguna jasa transportasi laut untuk mewaspadai cuaca ekstrem di perairan Indonesia hingga 31 Oktober 2020.
Peringatan ini tertuang dalam Maklumat Pelayaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor 102/PHBL/2020 tanggal 26 Oktober 2020.
Maklumat Pelayaran Dirjen Perhubungan Laut yang ditandatangani oleh Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Ahmad tersebut memerintahkan kepada seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terutama para Kepala Syahbandar Utama, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP), Kepala KSOP Khusus Batam, para Kepala Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) dan Kepala Distrik Navigasi di seluruh Indonesia agar mewaspadai cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang masih terjadi di sebagian wilayah perairan Indonesia dalam waktu tujuh hari ke depan.
Berdasarkan hasil pemantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diperkirakan mulai tanggal 25 Oktober sampai 31 Oktober 2020 akan berpotensi terjadi cuaca ekstrem di beberapa perairan di Indonesia.
Adapun wilayah perairan yang berpotensi gelombang tinggi antara 4 meter – 6 meter yakni sebagai berikut:
– Perairan Enggano, Bengkulu
– Perairan Barat Lampung
– Samudera Hindia Selatan Barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung
– Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur
– Samudera Hindia Selatan Banten hingga NTT
– Selat Bali
– Selat Lombok
-.Selat Alas Bagian Selatan
Gelombang tinggi antara 2,5 meter sampai 4 meter berpotensi terjadi di:
– Samudera Hindia Barat Aceh
– Laut Natuna Utara
– Perairan Selatan Jawa Tengah hingga Pulau Lombok
– Selatan Bali hingga Selat Lombok Bagian Selatan
– Perairan Sabang
– Perairan barat Aceh
– Perairan barat P Simeleu
– Selat Sunda Bagian Utara
– Perairan Selatan Kupang hingga Pulau Rote
– Perairan Barat Lampung
– Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat
– Perairan Pulau Sawu
– Laut Timor Selatan
– NTT
– Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat
Gelombang tinggi antara 1,5 meter sampai 2,5 meter berpotensi terjadi di:
– Padang
– Laut Natuna Utara
– Perairan Kep Anambas
– Kep Natuna
– Laut Natuna
– Laut Jawa Bagian Timur
– Perairan Kep. Sabalana
– Selat Makassar Bagian Selatan
– Perairan Kep Sabalana
– Perairan Kep Selayar
– Teluk Bone Bagian Selatan
-.Perairan Bau-Bau dan Kep. Wakatobi
– Laut Flores
– Perairan Utara NTT
– Laut Sawu
– Perairan P Sabu dan P Rote
– Perairan Kep Sangihe Talaud
– Perairan Utara Halmahera
– Laut Halmahera
– Perairan Selatan Kep Sula
– Laut Seram
– Perairan P Buru dan P Seram
– Laut Banda
– Perairan Kep Sermata-Leti
– Perairan Kep Babar-Animbar
– Perairan Kep Kai-Aru
– Laut Aru
– Laut Arafura
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Ahmad menginstruksikan agar seluruh Syahbandar untuk terus melakukan pemantauan ulang kondisi cuaca setiap hari melalui website www.bmkg.go.id serta menyebarluaskan hasil pemantauan dengan cara membagikan kepada para pengguna jasa. Selain itu, memasang di terminal-terminal atau tempat embarkasi dan debarkasi penumpang kapal.
“Apabila kondisi cuaca membahayakan keselamatan kapal, maka Syahbandar harus menunda pemberian Surat Persetujuan Berlayar (SPB) sampai kondisi cuaca di sepanjang perairan yang akan dilayari benar-benar aman untuk berlayar,” jelas Ahmad, dalam keterangannya seperti dikutip Lampung77.com dari situs Kemenhub, Rabu (28/10/2020).
Selain itu, seluruh Operator Kapal khususnya para nakhoda diminta agar melakukan pemantauan kondisi cuaca sekurang-kurangnya 6 jam sebelum kapal berlayar dan melaporkan hasilnya kepada Syahbandar saat mengajukan permohonan Surat Persetujuan Berlayar (SPB).
Selama pelayaran di laut tersebut, nakhoda wajib melakukan pemantauan kondisi cuaca setiap 6 jam dan melaporkan hasilnya kepada Stasiun Radio Pantai (SROP) terdekat serta dicatatkan ke dalam log-book.
“Jika kapal dalam pelayaran mendapat cuaca buruk, kapal tersebut harus segera berlindung di tempat yang aman dan segera melaporkannya kepada Syahbandar dan Stasiun Radio Pantai (SROP) terdekat dengan menginformasikan posisi kapal, kondisi cuaca, kondisi kapal serta hal penting lainnya,” ujar Ahmad.
Selanjutnya, Dirjen Hubla juga menginstruksikan kepada seluruh Kepala Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) dan Kepala Distrik Navigasi untuk tetap mensiap-siagakan kapal-kapal Negara (Kapal Patroli dan Kapal Perambuan) dan segera memberikan pertolongan jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kapal.
“Kepala SROP dan Nakhoda Kapal Negara dihimbau untuk selalu melakukan pemantauan dan penyeberluasan kondisi cuaca dan berita marabahaya. Dan apabila ditemukan gangguan atau terjadi kecelakaan di laut agar segera melaporkan melalui Nomor Puskodalnas 081196209700,” tutup Ahmad.
Baca Juga: Tragis, Nenek Tewas Tergencet Kapal Feri dan Jatuh ke Laut di Pelabuhan Merak
(Yar-P1)