Lampung77.com – Dampak penyebaran virus corona (Covid-19) di Lampung sudah merembet ke sektor ekonomi. Sejumlah kegiatan usaha terdampak dan para pengusaha pun mulai ketar-ketir.
Imbas dari penyebaran Corona juga berdampak pada nilai tukar rupiah yang merosot tajam. Data per hari ini, Kamis (19/3/2020), kurs rupiah terhadap dolar AS nyaris menyentuh level Rp 16 ribu.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Lampung, Arie Nanda Djausal mengungkapkan kekhawatiran apabila kondisi penyebaran virus corona tidak segera diatasi dengan cepat.
“Tentu khawatir. Sekarang ini bahkan sudah banyak sekali teman-teman yang mengambil langkah. Pegang uang cash dan putar balik,” kata Arie, saat dihubungi Lampung77.com, Kamis (19/3/2020).
Arie menilai jika dalam dua minggu kedepan langkah antisipasi pemerintah mengurangi penyebaran wabah corona berhasil, perekonomian secara bertahap bakal pulih dan nilai tukar rupiah akan kembali menguat.
“Tapi jika sebaliknya (wabah semakin meluas), tentu pasti akan naik (nilai tukar rupiah) lagi dan dampaknya akan besar lagi. Tapi Insyallah, mudah-mudahan berhasil dan kita bisa melewati semua ini, insyaallah,” kata Arie.
Arie mengungkapkan bahwa saat ini kalangan pengusaha mau tidak mau, suka atau tidak suka, sementara ini harus mengahadapi risiko kehilangan omset.
“Yang paling penting sekarang, begitu ada kasus bisa segera ditindaklanjuti dan masyarakat bisa mendapatkan informasinya dengan cepat,” kata dia.
Baca Juga: Satu Warga Lampung Positif Corona, Ini Penjelasan Lengkap Kadinkes
Hunian Hotel Ngedrop
Dihubungi terpisah, Operation Manager Hotel dan Restoran Bukit Randu, Raban mengatakan dampak dari penyebaran wabah corona membuat tingkat hunian hotel ngedrop hingga 60 persen.
“Waduh, ngedrop. Kalau hunian mulai minggu malam senin kemarin itu paling 25 sampai 40 persen di Bandar Lampung. Terus kegiatan juga nyaris nggak ada,” kata Raban, kepada Lampung77.com.
Raban menjelaskan dalam kondisi normal, seandainya tingkat hunian rendah sekalipun, pendapatan masih bisa diperoleh dari kegiatan lain seperti acara meeting, pernikahan, atau ulang tahun.
“Tapi sekarang acara tidak ada. Okupansinya turun sekitar 50 sampai 60 persen,” ujar Raban yang juga Sekretaris Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Lampung.
Lantaran wabah corona menjadi isu internasional, Raban berharap khususnya untuk di Bandar Lampung, tindak pencegahan atau preventif agar lebih diutamakan dan pemerintah bisa memberikan stimulus seperti pengurangan pajak-pajak yang harus dibayar.
“Atau dalam beberapa bulan bisa ditiadakan (pajak). Karena Perusahaan juga kan mau hidup. Sekarang yang bisa kita hemat itu pertama energi dan kedua orang. Kalau energi, yang pakai AC tidak pakai AC,” kata dia.
“Tapi kalau orang, banyak nggak ada kerjaan mau ngapain? Akibatnya bisa ada pengurangan. Dan yang tenaga lepas itu di lepas. Kita juga tetap melakukan penghematan dari sisi biaya lainnya yang bisa ditekan,” pungkasnya.
Update Informasi
Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Lampung, Asrian Hendi Cahya melihat dampak corona yang saat ini terasa diantaranya sektor wisata, perhotelan, warung-warung kecil, hingga jasa transportasi online.
“Tingkat hunian hotel dari informasi yang saya dapat itu sudah turun dibawah 50 persen. Kantor-kantor sudah diminta kerja dari rumah, sekolah libur, nah ini dampaknya ke warung-warung, ojek online itu sudah kena langsung. Belum lagi, orang kalau nggak penting-penting malas banget keluar sekarang. Jadi dampak ekonominya sudah ada,” kata Asrian.
Asrian juga menyebutkan bahwa saat ini melihat target pertumbuhan ekonomi turun dari 5 menjadi 4. Kondisi ini bisa semakin diperparah apabila ketersediaan pangan minim. “Kedepan, masih ada soal pangan. Komoditas yang masih bergantung impor, itu kalau impor nggak boleh dari daerah tertutup bisa jadi masalah dan ini perlu diantisipasi,” ujarnya.
Asrian mengimbau adanya sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama proaktif terkait informasi soal penyebaran wabah corona.
Informasi yang bersumber dari pemerintah, kata Asrian, harus update dan bisa menjangkau luas masyarakat.
“Kalau seperti di daerah (Lampung), mungkin informasinya bisa sampai hingga tingkat per kabupaten atau bisa sampai kecamatan. Sehingga masyarakat bisa waspada dan tahu kondisi penyebarannya sejauh mana,” kata Asrian.
Baca Juga:
Kadinkes Ungkap Jejak Pasien Positif Corona di Lampung
(Nef-L1)