Lampung77.com – Kabar gembira bagi para petani jagung. Komisi IV DPR-RI akan mengupayakan bantuan alat pascapanen berupa mesin pengering hingga motor roda tiga.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi IV DPR Sudin saat bersama rombongan melakukan kunjungan kerja atau reses di Desa Margacatur, Lampung Selatan, Senin (20/7/2020).
Sudin mengungkapkan bahwa Komisi IV DPR akan memperjuangkan bantuan alat pascapanen guna menekan biaya para petani sehingga nantinya bisa mendapat nilai lebih.
“Tadi saya sudah sampaikan kepada para petani, daripada menjual (jagung) basah, nanti kami bantu alat pengering. Dari pemerintah dan Pak Dirjen Tanaman Pangan (Kementan) sudah disiapkan juga. Mungkin tahun depan anggarannya, tahun 2021,” kata Sudin.
“Tadi juga saya usulkan kalau bisa untuk angkut hasil (jagung) dari lokasi ke penjualan, itu kalau pakai motor roda tiga akan jauh lebih murah, gampang untuk angkutannya,” lanjut Sudin.
Sementara itu, terkait adanya curhatan petani soal harga jagung yang dinilai masih rendah yakni Rp 1.800/kg dengan kadar air 35, Sudin mengungkapkan bahwa semua permasalahan yang didapat dari hasil reses tersebut akan dibahas saat rapat.
“Semua permasalahan bisa kami tampung dan dalam rapat yang akan datang, akan kami bahas untuk mencari solusi jalan keluar yang terbaik,” kata Sudin.
“Kami yakin juga pemerintah daerah dan pusat tidak mau rakyat petaninya hidup dibawah sejahtera. Pasti akan berpikir kalau panen bagus, insyallah cukup makan, cukup pakai, dan bisa ongkosin anak sekolah,” lanjut Sudin.

Sudin juga meminta Dirjen Tanaman Pangan Kementan agar mengundang para pengusaha untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) terkait persoalan harga jagung tersebut.
“Tolong Pak, semua pemain besar kita undang dalam RDPU. Saya ingin minta masukan sama mereka. Kalau harga belinya terlalu rendah harus dihitung ulang,” tegas Sudin.
“Tadi juga saya tanya kepada petani, berapa biaya produksi dan hasil panennya. Tapi jawaban petani tadi masih berbeda-beda. Ada yang bilang Rp 8 juta bisa dapat hasil 8 ton. Terus petani lainnya tadi beda lagi, 5 sampai 6 ton biayanya RP 12 juta hingga Rp 13 juta. Ya, tergantung nanti standarnya yang mana kita pakai. Saya yakin kalau untung (petani) pasti untung, cuma tergantung besar kecilnya,” jelas Sudin.
Siapkan Pestisida
Sudin juga meminta kepada Kementerian Pertanian untuk menyiapkan pestisida guna mengatasi hama ulat dan belalang yang dikeluhkan para petani hingga membuat hasil panen jagung kurang bagus.
“Sudah langsung selesai. Tadi saya sudah minta tolong siapkan pestisida tahun 2020 ini untuk atasi hama ulat dan belalang,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi mengatakan realiasi pascapanen juga sudah ada mesin perontok jagung dan dryer.
“Terobosan lain kita petani bersatu ajukan KUR untuk kebutuhan budidaya dan alat-alat pascapanen,” kata Suwandi.
“Untuk KUR se-Lampung, peringkat 4 terbesar di Indonesia, serapannya yaitu Rp 1,2 triliun sampai dengan 19 Juli ini. Jadi serapannya tinggi untuk padi, jagung, dan komoditas lainnya,” kata Suwandi.
Baca Juga: Reses di Lampung, Komisi IV DPR Tinjau Penyemaian Bibit hingga Panen Jagung
(Nef-L1)