Lampung77.com – Kericuhan sempat terjadi saat ribuan massa demo menolak Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Lampung, Rabu (7/10/2020) lalu.
Sejumlah insiden terjadi saat aksi berujung ricuh tersebut. Mulai dari adanya sejumlah pengunjuk rasa dan aparat keamanan yang mengalami luka-luka, hingga ada kisah mahasiswa bernama Tengku Naufal yang menyelamatkan Ketua Komisi II DPRD Lampung, Wahrul Fauzi Silalahi, saat kericuhan.
Tengku Naufal merupakan Mahasiswa Universitas Malahayati. Pemuda yang kerap disapa Agam ini kini tengah dirawat di Rumah Sakit Bumi Waras. Ia mengalami luka dibagian kepalanya pasca-demonstrasi yang berujung ricuh tersebut.
Saat dijenguk Anggota DPRD Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Jumat (9/10/2020), Agam pun menceritakan kejadian saat kericuhan terjadi di depan Gedung DPRD Lampung itu.
Ia mengatakan bahwa saat terjadi kericuhan, dirinya sempat berupaya menyelematkan Ketua Komisi II DPRD Lampung Wahrul Fauzi Silalahi yang saat itu berada di mobil komando.
“Saya membantu Pak Wahrul hingga masuk ke dalam mobil, lalu mobilnya jalan. Setelah saya membantu Pak Wahrul, saya melihat motor saya dan ada juga motor pedagang cimol dirobohkan massa. Saya berusaha mendirikan motor tersebut, namun kepala saya kena selongsong gas air mata yang nyasar,” kata Agam.
Sementara itu, Ibu kandung Agam, Yusni Aisyah mengaku tidak menyesal atas kejadian yang menimpa anaknya. Ia bahkan mengaku ini bukan kali pertama putranya turun aksi. Ia pun tidak menyalahkan putranya.
“Ini sudah panggilan jiwanya. Saya punya anak laki–laki semua, tapi yang punya jiwa kritis hanya dia. Dia sudah tahu risikonya, jadi hadapi saja, tidak usah takut jika itu menyuarakan kebenaran,” kata Yusni, yang menemani putranya tersebut di rumah sakit.
Yusni mengungkapkan bahwa kondisi anaknya mengalami retak sampai tulang tempurung dan ada rembesan darah hingga sempat mengalami kesulitan berbicara.
“Kenapa begini? Karena diduga ada penyumbatan di dalam. Tangannya pun seperti kram, ini sudah lebih bisa digerakkan. Mohon doa saja untuk kesembuhan Agam,” ujar Yusni.
Meski putranya itu mengalami luka, Yusni mengungkapkan bahwa Agam menyatakan keinginannya untuk kembali bisa segera turun bergabung dengan teman–teman mahasiswa lainnya yang masih berjuang meminta pemerintah membatalkan Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Baca Juga: Demo Tolak Omnibus Law di Lampung Ricuh, 26 Luka-luka, 11 Orang Diamankan
Doakan Agam Lekas Sembuh
Rahmat Mirzani Djausal mendoakan Agam agar lekas sembuh. Ia mengatakan saat aksi tersebut, dirinya dan sejumlah anggota dewan lainnya yang masuk dalam panitia khusus (pansus) rancangan peraturan daerah (raperda) ketenagakerjaan sedang melakukan perjalanan keluar daerah Lampung.
“Saat itu saya dan teman-teman sedang melakukan perjalanan dinas terkait raperda berhubungan dengan tenaga kerja juga di luar Lampung,” ujarnya.
Sementara itu, disela-sela menjenguk mahasiswa tersebut, Mirza -sapaan Rahmat Mirzani Djausal- juga sempat menghubungi Rektor Universitas Malahayati, Muhammad Kadafi dan Ketua Komisi II DPRD Lampung Wahrul Fauzi Silalahi melalui video call aplikasi WhatsApp.
Mirza pun memperlihatkan kondisi Agam kepada Khadafi dan Wahrul seraya meminta doa agar mahasiswa tersebut dapat lekas sembuh. “Mohon doanya semoga lekas sembuh,” ujar Mirza.
Baca Juga: Daftar Gubernur dan Wali Kota/Bupati yang Menolak Omnibus Law
Wahrul Sampaikan Terima Kasih
Dihubungi Lampung77.com, tadi malam, Ketua Komisi II DPRD Lampung, Wahrul Fauzi Silalahi mengungkapkan bahwa dirinya pun sudah menjenguk Agam di rumah sakit. “Tadi ditelepon sama Bung Mirza, kasih kabar soal Agam. Lalu, saya juga tadi sudah kesana menjenguknya,” kata Wahrul.
Wahrul mengatakan bahwa Agam memang mengetahui secara persis kondisi saat kericuhan terjadi. “Dia cerita soal posisi kejadian, ternyata memang dia tahu persis. Waktu kejadian di mobil komando itu, pada saat keos, saya di mobil komando dan dia jagain saya. Sampai di pintu gerbang, pas ada gas air mata, saya lari ke gedung dan sudah itu kami pisah,” kata Wahrul.
Wahrul menyampaikan terima kasih kepada Agam maupun mahasiswa lain yang telah melindunginya saat kericuhan tersebut terjadi. “Memang pada saat di lokasi, sebenarnya mahasiswa itu ngejagain kita. Situasinya memang luar biasa. Saya saat itu berupaya tetap bertahan di mobil komando. Goyangan, benturan banyak orang gitu. Terima kasih, karena banyak lah yang melindungi saya. Kita doakan semoga cepat sembuh,” kata Wahrul.
Diberitakan Lampung77.com sebelumnya, Ketua Komisi II DPRD Lampung, Wahrul Fauzi Silalahi, juga sempat disandera pendemo di mobil komando sekitar 1,5 jam. Seperti apa kronologinya?
Baca Juga: Cerita Ketua Komisi II DPRD Lampung Disandera Pendemo 1,5 Jam
(AD-L2)