Lampung77.com – Beberapa pekan terakhir masyarakat melaporkan adanya suara dentuman yang muncul di sejumlah daerah di antaranya di Buleleng, Bali; Lampung, dan Malang, Jawa Timur.
Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan fenomena itu karena adanya benda ilmiah yang masuk atmosfer.
Selain itu, fenomena dentuman tersebut bisa juga muncul akibat adanya lapisan inversi di atmosfer.
LAPAN menjelaskan lapisan inversi adalah lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin. Pada kondisi normal, suhu atmosfer turun bersama ketinggian, sehingga lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat.
“Namun, pada lapisan inversi terjadi sebaliknya, di mana lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin, karena itu disebut inversi (terbalik),” tulis Tim Reaksi Analisis Kebencanaan LAPAN dalam siaran pers, Minggu (7/2/2021).
Lantas bagaimana proses terjadi lapisan inversi? Menurut LAPAN lapisan inversi biasa terjadi pada malam dan dini hari, karena udara di dekat permukaan mendingin (pendinginan radiatif), sementara udara di atasnya tetap hangat.
“Lapisan inversi juga dapat terjadi karena aliran udara hangat/dingin (adveksi) dan bertemunya udara hangat/dingin (front). Lapisan inversi merupakan sesuatu yang biasa dan normal terjadi dalam dinamika atmosfer,” jelas LAPAN.
LAPAN mengungkapkan bahwa inversi dapat terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan 5 km, bahkan terjadi pada ketinggian sekitar 17 km (tropopause), dan luasnya bervariasi dari skala lokal hingga regional.
LAPAN menyebutkan bahwa lapisan inversi menahan pengangkatan udara ke atas (konveksi) sehingga dapat mengakibatkan terkumpulnya energi di dekat permukaan dan dilepaskan dalam bentuk thunderstorm yang kuat.
“Lapisan inversi juga dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan. Lapisan inversi dapat menyebabkan suara dipantulkan atau dibelokan sampai ke tempat yang lebih jauh,” ungkap LAPAN.
Baca Juga: Soal Misteri Dentuman, BMKG Ungkap Fenomena Tropospheric Ducting, Apa Itu?
Lalu, apakah suara yang dipantulkan lapisan inversi dapat memecahkan kaca? Menurut LAPAN sebenarnya tidak ada bukti untuk itu.
“Keberadaan lapisan inversi juga perlu dibuktikan dengan data, misalnya dari pengukuran radiosonde (alat pengukur profil vertikal atmosfer yang diterbangkan balon) atau alat lainnya,” tulis LAPAN.
“Energi suara yang merambat akan mengalami pelemahan yang cepat bersama jarak, apalagi jika mengalami pemantulan, di mana sebagian besar energi akan diserap atau diteruskan. Untuk memecahkan kaca diperlukan energi suara yang cukup kuat, shock, blast, atau proses resonansi dengan frekuensi yang tepat,” pungkas LAPAN.
Baca Juga: Fakta-fakta Suara Dentuman dan Batu Meteorit Jatuh di Lampung
Diberitakan sebelumnya, suara dentuman misterius dikabarkan terdengar sejumlah warga di sejumlah wilayah di Provinsi Lampung.
Setelah sebelumnya disebut-sebut terdengar dentuman di Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Utara, dan Pringsewu, pada Kamis (28/1/2021) malam, suara dentuman terakhir juga dikabarkan terdengar warga di sejumlah wilayah Lampung Utara pada Jumat (5/2/2021) pagi.
Baca Juga: Dentuman Misterius Kembali Hebohkan Warga Lampung, Ini Kata BMKG
(Yar-P1)