Lampung77.com – Status Gunung Merapi naik dari level waspada menjadi siaga mulai hari ini, Kamis (5/11/2020). Warga diminta waspada dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik gunugapi tersebut.
“Peningkatan Status Aktivitas Gunung Merapi dari “Waspada (Level II) ke Siaga (Level III)”. Berdasarkan evaluasi data pemantauan, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk,” tulis Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), melalui akun twitter resminya yang dilihat Lampung77.com, Kamis (5/11/2020) siang.
“Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas G. Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB,” lanjut keterangan BPPTKG.
SIARAN PERS Peningkatan Status Aktivitas Gunung Merapi dari "Waspada (Level II) ke Siaga (Level III)"
Berdasarkan evaluasi data pemantauan, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. pic.twitter.com/5Vt15gatzl
— BPPTKG (@BPPTKG) November 5, 2020
Sementara itu, seperti dilansir Detikcom, Gunung Merapi berstatus waspada sejak 21 Mei 2018. Peningkatan status ini ditetapkan hari ini pada pukul 12.00 WIB.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida dalam keterangannya, menjelaskan pasca erupsi besar 2010, Merapi mengalami erupsi magmatis kembali pada 11 Agustus 2018 yang berlangsung sampai bulan September 2019.
Seiring dengan berhentinya ekstrusi magma, Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan 21 Juni 2020. “Aktivitas vulkanik terus meningkat hingga saat ini,” kata Hanik.
Hanik menjelaskan kronologi data hasil pemantauan aktivitas vulkanik, yaitu pertama setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan internal yaitu VA, vulkanik dangkal (VB) dan fase banyak (MP) mulai meningkat.
Sebagai perbandingan, pada bulan Mei 2020 gempa VA dan VB tidak terjadi, dan gempa MP terjadi 174 kali. Pada bulan Juli 2020 terjadi gempa VA 6 kali, VB 33 kali, dan MP 339 kali.
Terjadi pemendekan jarak baseline EDM (Electronic Distance Measurement) sektor Barat Laut Babadan-RB1 (selanjutnya disingkat EDM Babadan) sebesar 4 cm sesaat setelah terjadi letusan eksplosif 21 Juni 2020.
Setelah itu pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020. Sejak bulan Oktober 2020 kegempaan meningkat semakin intensif. Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali/hari, MP 272 kali/hari, guguran (RF) 57 kali/hari, hembusan (DG) 64 kali/hari.
Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm/hari. Energi kumulatif gempa (VT dan MP) dalam setahun sebesar 58 GJ. Kondisi data pemantauan di atas sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi 2010.
Meski begitu, berdasarkan pemantauan udara tidak ada kubah lava baru. Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat, BPPTKG pun memberikan peringatan lontaran awan panas bisa sejauh 5 kilometer.
“Berdasarkan pengamatan morfologi kawah Merapi dengan metode foto udara (Drone) pada tanggal 3 November 2020 belum terlihat adanya kubah lava baru,” jelasnya.
Baca Juga: 5 Video Insiden Kapal Bakauheni-Merak: Tabrakan hingga Penumpang Jatuh ke Laut
(Yar-P1)